• Breaking News

    Menceritakan apa yang ingin diceritakan

    Jumat, 26 Oktober 2012

    YAKINLAH DAN MENANGKANLAH


    “Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian akan lari?, Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar dari pada anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah menyambut dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian tanpa perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain dari barang-barang yang kalian rampas dari tangan musuh kalian. Seandainya pada hari-hari ini kalian masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang, rasa gentar yang ada pada hati musuh akan berganti menjadi berani kepada kalian. Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian.”[1]

                Kalimat tersebut diucapkan oleh seorang panglima perang yang sangat terkenal dalam sejarah penyebaran Islam: Thariq bin Ziyad pada saat menaklukan Andalusia. Ketika itu pasukan muslim hanya berjumlah 7000 orang melawan sekitar 100.000 pasukan Visigoth, Spanyol di bawah Raja Roderick. Pidato ini ia ucapkan setelah melakukan tindakan fenomenal, yaitu membakar kapal-kapal perang yang mereka gunakan untuk menyebrangi selat Gibraltar hingga mencapai Andalusia. Beliau mengatakan, “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan, menaklukkan negeri ini dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita semua binasa (syahid).”
                Keyakinan dan rasa optimis yang terdapat dalam jiwa Panglima Besar ini sangat mengispirasiku dalam masa-masa perjuangan meraih mimpiku untuk masuk ke Universitas terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia. Mimpi yang mungkin biasa saja bagi orang lain tapi Luar Biasa bagiku. Sebuah mimpi yang aku yakini kelak akan menjadi jalan bagi kebermanfaatan orang banyak. Insyaallah!
                Ketika tahun sebelumnya Allah mengujiku dengan nikmatnya sebuah kegagalan yang akhirnya membuatku banyak belajar. Ya, aku sempat setahun pending karena tidak lolos semua tes untuk masuk UI. Sehingga, setahun kemudian ketika kesempatan itu datang lagi, aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu lagi.
                Awalnya aku merasa sangat kecewa, ketika tiga kali UI menolakku. Tiga macam tes masuk aku lakukan, yaitu SIMAK UI, UMB, dan SNMPTN. Tapi kesemuanya memberikan hasil yang sama “Maaf Anda Belum Lulus” Namun, kegagalan sebelumnya tidak boleh membuatku putus asa. Kuliah di Universitas Indonesia merupakan mimpiku sejak SMP dan aku menetapkannya sebagai the real dream ketika aku kelas dua SMA. Itu artinya mimpi itu harus terwujud meskipun harus dengan tiga atau empat kali lipat usaha jika dibandingkan dengan anak lain yang memiliki kecerdasan tinggi.
                UI merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia bahkan termasuk jajaran universitas yang dipandang dunia. Saat itu kupikir dengan berkuliah di satu-satunya universitas penyandang nama bangsa ini aku akan bertemu dengan banyak orang-orang luar biasa dan pengalaman yang luar biasa pula dan bisa menempaku menjadi orang yang Luar Biasa pula. Motivasi yang kuat inilah yang terus menopangku agar tidak jatuh dalam keputusasaan. Kemudian aku teringat pada kisah Thariq bin Ziyad di atas yang pernah disampaikan oleh seorang motivator bisnis. Seperti Thariq bin Ziyad aku pun harus yakin dan optimis menghadapi medan pertempuran yang akan kuhadapi.
                Ketika tahun berikutnya datang, aku akan membuatnya sebagai tahun yang berarti. Dalam pertempuran ini aku hanya berpikir hanya ada satu jalan dan satu kesempatan, there are no second chance. SNMPTN  aku jadikan satu-satunya kesempatan untuk bisa masuk UI. Seperti Thariq yang membakar kapalnya agar tak ada lagi keinginan untuk mundur maka akupun membakar semua jenis tes masuk UI yang ada dari daftarku. Agak ekstrem memang, tapi tentu saja semua itu bukanlah bermodal nekat saja. Itu adalah sebuah komitmen dan hal itu membuatku lebih total dalam berikhtiar.
                Nah, salah satu yang membuat Thariq bin Ziyad begitu yakin dengan langkah yang ia ambil adalah adanya cahaya keimanan dalam jiwanya. Ia yakin bahwa Allah bersama orang-orang yang berjuang! Oleh karena itu, bergantunglah hanya pada Allah karena hanya Allah lah yang Maha Penolong dan Maha Mengetahui, Allah mengetahui mana yang baik bagi hamba-Nya. Dalam setiap doa ku “ Ya Allah jika memang UI adalah tempat yang baik bagiku maka kuatkanlah langkah kakiku untuk menapaki jejak perjuangan ini, namun, jika ada tempat lain yang menurut Engkau lebih baik tunjukkanlah padaku dengan cara yanhg indah. Aamiin 
                OK! Finaly, setelah perjuangan penuh dengan darah, keringat dan air mata –oleh karena itulah disebut kampus perjuangan, selain memperjuangkan kepentingan rakyat tentunya- aku pun di terima di Universitas impianku ini. Now, I’m the Yellow Jacket! Dan memang benar anggapanku dulu, disini aku menemukan dan kenal dengan banyak orang Luar Biasa yang berasal dari Sabang sampai Merauke bahkan Import (bule). Buskan hanya asal mereka yang luar biasa, tetapi pemikiran dan perbuatan mereka yang membuat meraka luar biasa. Dan disini pula ku mendapat pengalaman yang luar biasa pula yang Insyaallah akan membuatku menjadi orang yang lebih baik lagi dan bisa bermanfaat bagi banyak orang. :)





    Juli 2012
    While watched a motivated film “Dragon Sakura”
    Pojok Kamar Mungil

    Tidak ada komentar:

    Fashion

    Beauty

    Travel