“Wahai
saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke
manakah kalian akan lari?, Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran
dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar dari pada
anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah
menyambut dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar,
sementara kalian tanpa perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan
selain dari barang-barang yang kalian rampas dari tangan musuh kalian.
Seandainya pada hari-hari ini kalian masih tetap sengsara seperti ini, tanpa
adanya perubahan yang berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang, rasa
gentar yang ada pada hati musuh akan berganti menjadi berani kepada kalian.
Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian.”[1]
Kalimat tersebut diucapkan oleh seorang panglima perang
yang sangat terkenal dalam sejarah penyebaran Islam: Thariq bin Ziyad pada saat
menaklukan Andalusia. Ketika itu pasukan muslim hanya berjumlah 7000 orang
melawan sekitar 100.000 pasukan Visigoth, Spanyol di bawah Raja Roderick.
Pidato ini ia ucapkan setelah melakukan tindakan fenomenal, yaitu membakar kapal-kapal perang yang mereka gunakan untuk menyebrangi selat Gibraltar
hingga mencapai Andalusia. Beliau mengatakan, “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan,
menaklukkan negeri ini dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita
semua binasa (syahid).”
Keyakinan dan rasa optimis yang terdapat dalam jiwa
Panglima Besar ini sangat mengispirasiku dalam masa-masa perjuangan meraih
mimpiku untuk masuk ke Universitas terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia.
Mimpi yang mungkin biasa saja bagi orang lain tapi Luar Biasa bagiku. Sebuah
mimpi yang aku yakini kelak akan menjadi jalan bagi kebermanfaatan orang
banyak. Insyaallah!
Ketika tahun sebelumnya Allah mengujiku dengan nikmatnya
sebuah kegagalan yang akhirnya membuatku banyak belajar. Ya, aku sempat setahun
pending karena tidak lolos semua tes
untuk masuk UI. Sehingga, setahun kemudian ketika kesempatan itu datang lagi,
aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu lagi.
Awalnya aku merasa sangat kecewa, ketika tiga kali UI
menolakku. Tiga macam tes masuk aku lakukan, yaitu SIMAK UI, UMB, dan SNMPTN.
Tapi kesemuanya memberikan hasil yang sama “Maaf Anda Belum Lulus” Namun,
kegagalan sebelumnya tidak boleh membuatku putus asa. Kuliah di Universitas
Indonesia merupakan mimpiku sejak SMP dan aku menetapkannya sebagai the real dream ketika aku kelas dua SMA.
Itu artinya mimpi itu harus terwujud meskipun harus dengan tiga atau empat kali
lipat usaha jika dibandingkan dengan anak lain yang memiliki kecerdasan tinggi.
UI merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia
bahkan termasuk jajaran universitas yang dipandang dunia. Saat itu kupikir
dengan berkuliah di satu-satunya universitas penyandang nama bangsa ini aku
akan bertemu dengan banyak orang-orang luar biasa dan pengalaman yang luar
biasa pula dan bisa menempaku menjadi orang yang Luar Biasa pula. Motivasi yang
kuat inilah yang terus menopangku agar tidak jatuh dalam keputusasaan. Kemudian
aku teringat pada kisah Thariq bin Ziyad di atas yang pernah disampaikan oleh
seorang motivator bisnis. Seperti Thariq bin Ziyad aku pun harus yakin dan
optimis menghadapi medan pertempuran yang akan kuhadapi.
Ketika tahun berikutnya datang, aku akan membuatnya
sebagai tahun yang berarti. Dalam pertempuran ini aku hanya berpikir hanya ada
satu jalan dan satu kesempatan, there are
no second chance. SNMPTN aku jadikan
satu-satunya kesempatan untuk bisa masuk UI. Seperti Thariq yang membakar
kapalnya agar tak ada lagi keinginan untuk mundur maka akupun membakar semua
jenis tes masuk UI yang ada dari daftarku. Agak ekstrem memang, tapi tentu saja
semua itu bukanlah bermodal nekat saja. Itu adalah sebuah komitmen dan hal itu
membuatku lebih total dalam berikhtiar.
Nah, salah satu yang membuat Thariq bin Ziyad begitu
yakin dengan langkah yang ia ambil adalah adanya cahaya keimanan dalam jiwanya.
Ia yakin bahwa Allah bersama orang-orang yang berjuang! Oleh karena itu,
bergantunglah hanya pada Allah karena hanya Allah lah yang Maha Penolong dan
Maha Mengetahui, Allah mengetahui mana yang baik bagi hamba-Nya. Dalam setiap
doa ku “ Ya Allah jika memang UI adalah
tempat yang baik bagiku maka kuatkanlah langkah kakiku untuk menapaki jejak
perjuangan ini, namun, jika ada tempat lain yang menurut Engkau lebih baik
tunjukkanlah padaku dengan cara yanhg indah. Aamiin “
OK! Finaly, setelah perjuangan penuh dengan darah,
keringat dan air mata –oleh karena itulah disebut kampus perjuangan, selain
memperjuangkan kepentingan rakyat tentunya- aku pun di terima di Universitas
impianku ini. Now, I’m the Yellow Jacket! Dan memang benar anggapanku dulu,
disini aku menemukan dan kenal dengan banyak orang Luar Biasa yang berasal dari
Sabang sampai Merauke bahkan Import
(bule). Buskan hanya asal mereka yang luar biasa, tetapi pemikiran dan
perbuatan mereka yang membuat meraka luar biasa. Dan disini pula ku mendapat pengalaman
yang luar biasa pula yang Insyaallah akan membuatku menjadi orang yang lebih
baik lagi dan bisa bermanfaat bagi banyak orang. :)
Juli 2012
While
watched a motivated film “Dragon Sakura”
Pojok
Kamar Mungil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar